Secuil Cerita Peserta AYD KAS

Sebuah cerita refleksi singkat mengenai dinamika apa yang dilakukan oleh calon peserta AYD KAS. Mohon maaf bila banyak kata-kata atau kalimat yang terkesan nyeleneh dan menyimpang dari jalur. Mohon maaf juga bisa style menulisku terlalu anak muda atau sekedar berantakan. Tapi aku janji pesan yang ingin aku sampaikan pasti tercapai. Jadi mari kita duduk bersama dan membaca kisah ini. Selamat menikmati untuk para pembaca...!!!

Oke saatnya kita membahas mengenai sejarah. Tetap tenang, stay cool, jangan khawatir. Apa yang mau aku bahas disini tidak akan macam sejarah di jaman sekolah yang harus ngapalin buku setebel tembok hatimu yang menghalangiku masuk dalam kehidupanmu. Bukan, sekali lagi bukan. Oke, dan ini sudah mulai ngelantur. Mari kita kembali ke topik.

Membahas sesuatu tentu musti ada latar belakangnya. Dalam hal ini, kenapa sih aku mau bahas sejarah dan sejarah apa yang mau aku bahas. Jadi, pada tanggal 29 sampe 30 april 2017 kemaren, tim calon peserta AYD Kevikepan Semarang (untuk selanjutnya akan disebut sebagai TCPAYDKS) mengadakan yang namanya pertemuan membahas materi yang berkaitan dengan gereja. Tujuannya supaya memperkaya pengetahuan TCPAYDKS mengenai sejarah gereja, khususnya sejarah di Kevikepan Semarang. Jadi selain bisa jadi duta paroki untuk kegiatan AYD, TCPAYDKS juga dibekali dan diberkahi pengetahuan lebih tentang gereja. Dan beginilah cerita singkat mengenai bagaimana kegiatan kemaren.

Bertempat di Wisma Salam, Magelang (yang letaknya persis di sebelah kali Krasak itu lho. Jadi kalo lihat Kali Krasak dari wisma kelihatan bagus. Suer....!!!), kami memulai kegiatan di hari Sabtu sore sekitar pukul lima. Materi yang disampaikan pertama adalah mencoba mengenalkan TCPAYDKS kepada sejarah Keuskupan Agung Semarang (KAS). Berbagai sumber yang relevan seperti bukti sejarah, film dokumenter, hingga literatur yang relevan digali dalam rangka memperdalam pengetahuan. Apakah kalian mau tahu bagaimana kisah sejarah KAS? #gaya bertanya dora. Tahan dulu nanti janji deh aku sampaikan di paragraf berikutnya. Kenapa? Karena kalau disini ga nyambung sama gagasan utamanya, hehehe.

Mulai dari kisah latar bekalang Tanah Jawa dan orang-orang jawa. Orang jawa dikenal sebagai orang yang unik. Terdapat beberapa sifat yang unik dimiliki orang jawa yang tidak dimiliki oleh yang lainnya. Misalnya sopan dan religius. Sopan bisa berarti orang jawa memiliki kasta bahasa tetentu yang digunakan oleh orang dengan golongan jabatan atau usia tertentu. Kasta bahasa ini dikenal sebagai bahasa ngoko: jawa yang paling rendah, krama madya: jawa menengah, dan krama inggil: jawa yang paling tinggi. Sebagai contoh kasus, jika anak ingin berbicara dengan orang tuanya, si anak harus menggunakan bahasa krama inggil. Namun orang tua dapat menangapinya dengan bahasa ngoko. Jika adik ingin berbicara dengan kakak, maka ia harus menggunakan krama madya. Dan kakak dapat menanggapi dengan bahasa ngoko.

Kesopanan yang lain dapat terlihat dari bagaimana orang berbicara satu sama lain. Orang jawa selalu menghindari menyakiti perasaan orang lain. Hal ini terkadang lebih dikenal sebagai pencitraan. Namun percayalah saudara-saudara, bukan begitu maksudnya. Sebagai contoh kasus, jika seorang jawa bercakap-cakap dengan orang lain namun tidak setuju dengan apa yang disampaikan oleh orang itu, ia akan tetap mengiyakan apa yang dikatakan orang tersebut. Namun di belakang, mungkin mereka akan berpendapat dan bersikap lain dengan apa yang diucapkan, karena ketidaksetujuannya itu. Percayalah, ini bukan sesuatu yang harus ditakuti, karena memang beginila cara hidup orang jawa.

Dari sisi religius, sejak jaman dahulu orang jawa telah mengenal agama kepercayaan kejawen. Aku sebagai generasi jaman sekarang-pun tidak begitu tahu mendalam mengenai kepercayaan ini. Yang pasti orang yang menganut kepercayaan kejawen itu dalam hidupnya suka bersemadi, berpusasa, dan hidup susah. Biar bagaimanapun, ini adalah salah satu budaya yang dimiliki oleh orang jawa, dan lebih luas oleh Indonesia.

Cerita mengenai sejarah KAS akan dilanjutkan dengan latar belakang ketiga penjelasan tadi. Sebagai seorang pastur Belanda berdarah Jerman bernama van Lith diutus oleh Roma untuk datang ke tanah Jawa dan menyebarkan agama Katolik. Datangnya ia ke tanah jawa diawali dengan belajar bahasa jawa. Hal ini disebabkan karena masyarakat yang tidak bisa berbahasa Belanda dan sifat orang jawa yang memiliki keunikan bahasa. Singkat cerita setelah belajar berbahasa jawa, van Lith kemudian memulai misinya. Bukan mudah, karena orang jawa memiliki sifat religius, seperti yang aku sampaikan. Datangnya van Lith membawa kecurigaan orang jawa. Karena van Lith adalah orang kulit putih yang notabene dicap sebagai penjajah dan orang kolonial. Alhasil, apa yang ia dengar di depan, berbeda dengan apa yang ia dengar di belakang. Ditambah dengan religiusitas kejawen yang sangat kuat, van Lith merasa semua yang ia lakukan tidak ada gunanya.

Hingga pada suatu hari keajaiban datang kepada salah seorang penduduk pribumi. Sarikrama namanya. Ia adalah seorang pribumi yang menderita sakit kusta. Berbagai metode penyembuhan sudah Sarikrama tempuh, namun hasilnya nihil. Suatu hari, ketika ia semadi, ia mendapat pencerahan dari sang empunya hidup bahwa ia harus datang ke Muntilan, tempat van Lith tinggal. Di tengah penderitaan sakitnya, ia tetap berangkat ke Muntilan. Ia berjanji, jika ia datang ke Muntilan dan sembuh, ia akan mengabdikan dirinya untuk empunya hidup. Dan benar ia sembuh. Sesuai janjinya, ia menyerahkan hidupnya untuk sang empunya hidup. Belakangan baru ia ketahui bahwa pencerahan itu datang dari Tuhan Yesus dan Bunda Maria sendiri. Ia mulai tertarik dengan van Lith, orang yang mengobatinya. Ia mulai tertarik dengan kepercayaan van Lith. Hingga pada suatu hari van Lith meminjamkan Alkitab pada Sarikrama sebelum ia pulang ke kampung halamannya.

Pada waktu ia pulang kampung, Sarikrama belum menjadi katolik. Ia hanya seorang pribumi biasa yang berusaha membayar hutang budi. Ia belajar agama katolik dari buku yang ia pinjam dan menjadi pengajar agama katolik. Ia adalah katekis pribumi pertama di tanah Jawa. Ialah yang menyebarkan ajaran katolik di tanah Jawa. Banyak orang yang tertarik mengikutnya, tidak sedikit yang mencelanya. Namun ia selalu bijak dalam menghadapi orang yang tidak suka padanya. Ketekunannya dalam mengajar agama akhirnya membuahkan hasil. Banyak orang yang tertarik memeluk agama Katolik. Hingga suatu ketika, ia datang pada van Lith untuk dibaptis dan membaptiskan ratusan jemaat lainnya. Bagi Sarikrama, yang menjadi Barnabas Sarikrama, ini adalah suatu berkah telah mengajarkan ajaran Katolik bagi orang banyak. Bagi van Lith ini adalah ini adalah titik balik dari misi perutusannya di tanah Jawa. Dan begitulah awal mula agama Katolik ada di tanah Jawa.

Aku tidak pandai dalam menceritakan sejarah. Aku mencoba membuatnya seinti mungkin agar pembaca dapat memahami dengan lebih baik. Mungkin banyak yang terlewat atau sengaja aku lewatkan dari kisah tersebut. Bagi pembaca yang ingin mengetahui cerita yang lebih lengkap, bisa mengunjungi situs di internet. Banyak situs telah menawarkan kisah ini. Salah satu duanya, pembaca bisa mengunjungi http://tidarheritage.org/id/2016/02/18/misi-jowo-romo-van-lith/ dan http://katekis.blogspot.co.id/2008/11/seukir-kisah-sendangsono-menuai-langit_09.html.  Please kindly visit this site if you wanna know more about this interesting story ^__^.

Sekelibat cerita, beginilah apa yang akhirnya kami TCPAYDKS dapatkan dari sesi pembelajaran di hari pertama. Yang perlu diingat adalah jalani segala yang dikehendaki oleh Tuhan dengan ikhlas dan sepenuh hati, seperti van Lith dan Sarikrama. Lebih mudah berbicara daripada dilakukan? Benar sekali. Siapa bilang menjadi katolik itu mudah. Tuhan sendiri yang berkata kita harus memikul salibnya dan mengikutinya. Jalan yang kita, aku, pembaca, dan semua orang katolik pasti sulit. Tapi percayalah jika kita yakin dan mengimaninya, pasti selalu ada jalan bagi kita. Memang terkadang bukan apa yang kita inginkan dan datang di waktu yang kita pikir  salah waktu banget. Namun semuanya itu sudah diatur oleh empunya hidup. Carilah Kerajaan Allah maka yang lainnya akan ditambahkan padamu. Percaya saja jika kita tekun dan ilkhas dalam iman dan pelayanan, selalu akan ada sesuatu yang baik yang sudah disiapkan untuk kita.

Pada malam harinya setelah sesi berakhir, kami yang datang untuk perwakilan kevikepan semarang mengobrol santai ketawa ketiwi di meja makan. Banyak hal yang kami bicarakan. Aku rasa, keyakinanku akan kalimat ini semakin diteguhkan pada sesi malam itu. ‘Jika tiga atau lebih wanita berkumpul, maka semua topik bisa muncul dalam pembicaraannya, utamanya gosip’ peaceeeeee ^0^. Salah satu topik yang menarik yang dibicarakan pada malam itu adalah tentang kesaiksian seorang teman yang aktif di pelayanan gereja. Ia merasa bahkan di dalam gereja masih saja ada intrik dan sirik, saling tidak percaya satu sama lain. Ia menyesalkan sikap orang-orang yang seperti itu, dalam pelayanan masih saja saling menyikut. Aku, yang mendengarkan cerita itu ingin memberikan saran, namun tidak sempat. Jadi jika kamu, orang yang merasa ceritanya aku sampaikan di sini, membaca tulisan ini, bukan bermaksud lancang namun hanya sekedar memberi saran. Percayalah, sama seperti van Lith, pelayanan yang kita lakukan tidak sepenuhnya mulus. Bahkan lebih sering jalan berbatu akan kita temui daripada jalan tol. Namun yakinlah, jika kita melakukan pelayanan sepenuh hati, pasti ada jalan dan sesuatu yang disiapkan Tuhan yang lebih baik daripada yang kita bayangkan. Free advice, take it or leave it.

Hari kedua pada pertemuan itu akan diisi dengan kunjungan ke Museum Misi Muntilan (MMM). Kesan pertamaku, museum yang unik. Jika di museum lain pengunjung bebas memilih apakah akan ditemani tour guide atau tidak, di museum ini, pengunjung harus ditemani oleh tour guide. Alasannya supaya pengunjung ketika selesai melakukan kunjungan mendapatkan pengetahuan atas apa yang beru saja mereka kunjungi. Ide tour yang brilian. Hari kedua ini, sepertinya aku gak akan banyak cerita. Kata orang, biar gambar yang berbicara lebih banyak. Intinya di museum ini kami diberi tahu mengenai sejarah KAS dan benda-benda bersejarah yang menjadi saksi bisunya. Nanti aku selipin deh foto-fotonya, hasil dokumentasi perjalanan ke MMM (bukan MLM).

Acara kemudian berakhir sekembalinya kami ke Wisma Salam dan melakukan misa. Pengalaman yang menarik, iya. Piknik liburan, iya. Sungguh hari libur yang varokah sodara-sodara. Akhir kata beginilah cerita aku dan teman-teman TCPAYDKS dalam mengikuti dinamika. Jika ada kesempatan, lain waktu akan aku ceritakan pengalaman kami lainnya. Stay positive and see you next time #brofist #pewdiepiestyle.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Download Shigatsu wa Kimi no Uso (Your Lie In April)

Eric Martin - M chord

Rain (Ost. Kotonoha no Niwa) - Motohiro Hatta