Kuliah Umum Faisal Basri “ Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini”
Tanggal 2 September 2013 adalah awal
bagi mahasiswa baru di Universitas Diponegoro (Undip) mengikuti kegiatan
perkuliahan. Sederet kesibukan baru akan menanti mereka. Mulai dari jadwal
kuliah sampai berbagai organisasi mahasiswa. Di tanggal tersebut pula,
merupakan suatu kesempatan langka bagi mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis
(FEB). Pasalnya, seorang ekonom yang cukup tersohor mau meluangkan waktunya
memberikan kuliah umum. Beliau yang memiliki nama Faisal Basri datang ke Undip
untuk memberikan kuliah tentang keadaan ekonomi di Indonesia sekarang.
Bagaimana dan apa yang terjadi dan cara untuk menghadapi persoalan yang
terjadi. Nah, bagaimana gambaran umum tentang kuliah yang diberikan oleh Faisal
Basri? Berikut adalah sebagian kecil dari apa yang ia sampaikan.
Indonesia adalah sebuah negara yang berada di Asia Tenggara dan sedang
berkembang. Menurut catatan, Indonesia menorehkan prestasi yang baik terutama
dalam perkembangan di bidang ekonomi. Angka 5,9 persen menjadi bukti nyata akan
hal tersebut. Angka itu dapat dibilang lebih baik daripada beberapa Negara maju
di dunia. Namun apabila kita telaah, apa yang menyebabkan hal tersebut dan
apakah rahasia rahasia di balik pertumbuhan ekonomi Indonesia?

Berkaca dari hal tersebut, kita patut mempertanyakan tentang pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Apakah keadaan seperti ini akan terus berlangsung dan
terbengkalai? Apakah tidak ada rencana untuk memperbaiki keadaan tersebut?
Memang pertumbuhan Indonesia ke lihatan baik, namun ada sesuatu yang
mengganjal. Seakan akan pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh sebagian
kalangan saja. Lalu apa yang harus dilakukan untuk membenahi hal tersebut.
Sejenak lupakan soal pemerintah, apa yang kita sebagai masyarakat bisa lakukan
dalam menghadapi masalah tersebut?
Pada umumnya, orang menganggap bahwa utang adalah sesuatu yang kurang
baik. Seolah orang yang memiliki utang memiliki stereotip yang beragam. Mulai
dari “orang miskin” hingga “orang tukang utang”. Namun hal itu dibantah oleh
Faisal Basri. Dalam kuliahnya, ia menjelaskan bahwa penting bagi seseorang
untuk memiliki utang. Malahan ia menyarankan orang untuk berhutang. Ia
mengambil contoh dari Negara di dunia. Tidak ada satu negarapun di dunia yang
tidak mempunyai utang. Bahkan Negara semacam Amerika yang dikatakan superpower
memiliki hutang. Lalu tidak ada alasan bagi kita sebagai masyarakat untuk tidak
mempunyai utang. Namun ada catatan tersendiri, bahwa apabila kita berani
memiliki utang, kita juga harus bisa mengembalikannya. Juga utang yang kita
miliki sebaiknya tidak melebihi dari pendapatan kita. Agar kedepannya tidak
menimbulkan masalah. Ia juga mengkritisi tentang utang, terutama dalam hal
kebijakan utang. Terlanjur banyak orang yang memberi penilaian buruk tentang
utang dan meminta pemerintah segera memberesinya. Namun apabila diihat dari dua
arah, ternyata utang Indonesia, selama ini tidak melebihi pendapatan Indonesia.
Jadi yang dikatakan orang tentang utang Indonesia yang jumlahnya trilyunan itu
memang benar, tetapi tidak dilihat dan ditelaah dulu dari berbagai arah.
Uniknya,
Faisal Basri mengatakan, berdasarkan fakta, bahwa sebagian besar utang
Indonesia dipergunakan untuk sector subsidi. Subsidi disini mengandung arti
subsidi bahan bakar minyak (BBM). Ini merupakan penggunaan utang Negara yang
tidak tepat sasaran. Bandingkan dengan penggunaan utang untuk sector pertanian.
Terdapat perbedaan jumlah yang cukup banyak antara jumlah utang kedua sector
tersebut. Kemudian apa solusi yang coba Faisal Basri tawarkan? Sebagai
masyarakat, kita disarankan dan sebaiknya mengurangi konsumsi bahan bakar
besubsidi. Dengan lebih cenderung memilih bahan bakar non subsidi, kita
sebenarnya telah mengurangi beban Negara dalam hal utang subsidi. Apabila utang
di sector tersebut telah berkurang, maka utang dapat dialihkan yang semula
untuk sector subsidi ke sector pertanian. Dengan begitu kita dapat ikut
memajukan sector pertanian di Indonesia. Dan hal tersebut akan berdampak pula
pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Di kesempatan bahasan yang lain, ia
juga mengungkapkan tentang pembangunan jembatan selat sunda. Ia menilai bahwa
pembangunan itu tidaklah terlalu mendesak. Uang yang sedianya digunakan untuk
membangun jembatan bisa digunakan untuk memperbaiki infrastrukutur, seperti
pelabuhan. ia mengatakan bahwa pembangunan jembatan tidak akan “mendekatkan”
antara Jawa dan Sumatera dan pembangunan itu sendiri kurang efisien. Apabila
uang yang ada digunakan untuk membangun pelabuhan, dirasa malah akan memberikan
manfaat yang lebih daripada membangun jembatan yang sulit dan memakan waktu
yang tidak sebentar.
Kembali lagi ke masalah utang, lalu
setelah kita generasi muda mau untuk berhutang dan mempunyai utang, apa yang
harus kita lakukan. Ia menambahkan, sebagai generasi muda, kita dituntut untuk
bisa memanfaatkan utang itu untuk misalnya membangun sebuah perusahaan, menjadi
wiraswasta. Ia mencotohkan, tidak ada pengusaha yang menunggu uang terkumpul
banyak dulu baru mendirikan suatu usaha. Artinya bahwa jangan menunggu
kesuksesan datang dulu baru kita memulai sesuatu. Selagi muda dan masih bisa
“mengembalikan” utang, kita harus memanfaatkan hal itu sebaik baiknya.
Kira kira demikianlah gambaran
singkat tentang materi yang Faisal Basri sampaikan. Intinya adalah sekarang ini
Indonesia memang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun
pertimbuhan ekonomi tersebut belum merata terutama di bidang pertanian. Kita
sebagai generasi muda bisa ikut membantu hal tersebut. Selagi masih muda dan
mampu, solusi yang ditawarkan adalah pentingnya berhutang untuk pembangunan
utamanya di bidang tradable (pertanian, pertambangan). Dengan begitu akan
terwujud Indonesia yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar